Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan fenomena yang
sudah ada sejak zaman pra reformasi. sampai masa reformasi saat ini. Ini
merupakan ,asalah yang signifikan yang sedang dihadapi oleh pemerintah kita
pada saat ini. Begitu banyak upaya pemerintah dalam mebuat berbagai kebijakan
demi mengatasi permasalahan kemiskinan tersebut akan tetapi, kemiskinan masih
saja belum dapat diatasi sepenuhnya oleh pemerintah.
Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman
utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Di dalam ilmu ekonomi, kemiskinan
dipertimbangkan dalam dua kategori, yaitu kemiskinan absolute dan kemiskinan
relative. Kemiskinan relatif, konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan
adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan,
biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari
distribusi yang dimaksud. Kemiskinan absolut, konsep yang pengukurannya tidak
didasarkan pada garis kemiskinan adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana
kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Bank
Dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah
1 dollar AS per hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah 2 dollar
AS per hari.
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
- Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
- Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
- Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
- Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
- Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Tidak sulit mencari faktor-faktor
penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor itu sangat sulit memastikan mana
yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan
tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan. Faktor-faktor penyebab kemiskinan
tersebut antara lain:
- Tingkat dan laju pertumbuhan output.
- Tingkat upah neto
- Distribusi pendapatan
- Kesempatan kerja
- Tingkat inflasi
- Pajak dan subsidi
- Investasi
- Alokasi serta kualitas SDA
- Ketersediaan fasilitas umum
- Penggunaan teknologi
- Tingkat dan jenis pendidikan
- Kondisi fisik dan alam
- Politik
- Bencana alam
- Peperangan
Tingkat
Kemiskinan
Tingkat kemiskinan pada tahun
ini diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan target pemerintah yakni sebesar
10,5 persen. Salah satu penyebabnya adalah shock akibat kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi di pekan ketiga Juni 2013.
"Nanti September BPS
akan merilis survei. Berapa jumlahnya, saya kurang tahu persis. Mungkin
ada tambahan satu sampai dua persen (jumlah penduduk miskin)," ujar
Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta, Ahad (18/8).
Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat jumlah penduduk miskin per Maret 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37
persen dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami penurunan 0,52
juta dibandingkan dengan penduduk miskin per September 2012 sebesar 28,59 juta
(11,66) persen.
Beberapa faktor penyebab
turunnya angka kemiskinan antara lain inflasi berdasarkan komponen umum secara
kumulatif relatif rendah, upah harian nominal buruh tani dan bangunan yang
meningkat serta stabilnya harga beras.
Secara keseluruhan garis
kemiskinan meningkat dari Rp 259.520 per kapita per bulan pada September 2012
menjadi Rp 271.626 per kapita per bulan pada Maret 2013.
Selama periode September
2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta
orang (dari 10,51 juta pada September 2012 menjadi 10,33 juta pada Maret
2013).
Sedangkan di daerah pedesaan
berkurang 0,35 juta (dari 18,09 juta pada September 2012 menjadi 17,74 juta
pada Maret 2013). Berturut-turut, pada 2009, BPS mencatat jumlah penduduk
miskin 32,53 juta atau 14,15 persen, kemudian pada 2010 31,02 juta atau 13,33
persen, Maret 2011 30,02 juta atau 12,49 persen, September 2011 29,89 juta atau
12,36 persen dan Maret 2012 29,13 juta atau 11,96 persen.
Dengan tingginya inflasi
beberapa bulan belakangan, Arif memperkirakan tingkat kemiskinan akan berada di
atas 12 persen. Terkait target pemerintah yakni 10,5 persen, Arif menilai itu
adalah batas atas di mana batas bawahnya adalah 8,0 persen.
"Tanpa kerja apa-apa
juga trennya memang seperti itu penurunan kemiskinannya. Jadi, tak ada extra
effort yang dilakukan. Artinya apa? seluruh stimulus dari proses kebijakan
fiskal yang dilakukan pemerintah selama ini tak memberikan efek elastisitas
yang tinggi terhadap penurunan kemiskinan dari setiap proses pertumbuhan yang
ada," kata Arif.
Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana mengakui dengan
tingkat kemiskinan per Maret 2013 yang mencapai 11,37 persen, target akhir
tahun ini 10,5 persen memang berat untuk dicapai.
Salah satu pemicunya adalah
lonjakan harga sejumlah kebutuhan yang berujung pada tingkat inflasi
tinggi. "Tapi kita best effort," ujar Armida seraya menyebut
terdapat sejumlah program seperti raskin, BLSM hingga BSM untuk membantu
keluarga miskin.
Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan pemerintah telah melakukan sinergi antara
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia
(MP3KI) untuk mengurangi tingkat kemiskinan.
MP3EI bertujuan mengurangi
ketimpangan antarwilayah dan MP3KI mengurangi ketimpangan antar masyarakat.
"Jadi disinergikan dan tentu ada efeknya," kata Hatta.
Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kemiskinan di Indonesia
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah
memiliki peran yang besar. Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan
oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan
ini. Ada beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan dan dimaksudkan
sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Seperti di antaranya
adalah program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan
usai penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas.
Selain itu ada juga pelaksanaan bantuan di bidang kesehatan yaitu jaminan
kesehatan masyarakat atau Jamkesnas. Namun kedua hal tersebut tidak memiliki
dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan. Bahkan beberapa pakar
kebijakan negara menganggap, bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan
pemerintah. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di indonesia. Negara
wajib menyediakan jaminan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang dasar 1945.
Langkah Mengatasi Masalah Kemiskinan :
Untuk itu kiranya pemerintah perlu membuat
ketegasan dan kebijakan yang lebih membumi dalam rangka menyelesaikan masalah
kemiskinan ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan diantaranya adalah :
1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap
banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran
adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.
2. Menghapuskan korupsi. Sebab korupsi adalah salah
satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal
inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka
sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
3. Menggalakkan program zakat. Di indonesia, islam
adalah agama mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai
media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan
mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di indonesia, ditengarai
mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika bisa dikelola dengan baik
akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
4. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga
miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama
selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :
- Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton
- Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer
5. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada
pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk
miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa
program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
- Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
- Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA).
- Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi.
- Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III rumah sakit.
6. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program
pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan
perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha
bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara
lain :
- Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan.
- Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah.
- Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus.
- Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.
Sumber
:
- http://www.slideshare.net/randychamzah1/kebijakan-pemerintah-dalam-menangani-kemiskinan
- http://tbahran.blogspot.com/2012/01/kebijakan-pemerintahan-dalam-mengatasi.htm
- http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/08/18/mrpo4p-tingkat-kemiskinan-2013-akan-lebih-tinggi-dari-target-pemerinta
- http://apriyanis.blogspot.com/2013/04/upaya-pemerintah-untuk-mengatasi.html